Ragam Gerak Tari Doalak dan Tari Gambir Anom
A. Tari Dolalak
4. Pada gerakan bahu seperti kirig dan kedher.
A. Tari Dolalak
Tari
Dolalak adalah tarian tradisional peninggalan pada zaman Belanda yang dimainkan
oleh beberapa penari pria atau wanita dengan seragam prajurit. Tarian ini
merupakan salah satu tarian tradisional khas Purworejo, Jawa Tengah. Nama
dolalak diambil dari not “Do” dan “La” karena awalnya tarian ini hanya diiringi
dengan alat musik dua nada.
Menurut sejarah, Tari Dolalak
terinspirasi dari perilaku serdadu Belanda pada saat beristirahat di camp
peristirahatan mereka. Pada saat beristirahat, para serdadu Belanda itu
melakukan pesta dengan minum – minuman keras dan berdansa. Aktivitas tersebut
lalu di tiru oleh orang pribumi dan terciptalah gerakan yang sederhana dan
berulang – ulang. Lalu sekitar tahun 1940, Tari Dolalak di kembangkan sebagai
misi keagamaan dan politik untuk memerangi pasukan Belanda. Tari Dolalak
biasanya di pentaskan pada malam hari semalam suntuk untuk memeriahkan
acara.
Dalam pertunjukannya, Tari Dolalak
bisa dimainkan dengan berkelompok,
berpasangan, dan tari tunggal. Gerakan dalam tarian ini merupakan gerak
keprajuritan yang di dominasi dengan gerakan yang kompak dan dinamis. Yang
menjadi ciri khas dari Tari Dolalak adalah gerakan “kirig“, yaitu gerakan bahu yang cepat pada saat tertentu. Gerakan dalam
Tari Dolalak ini mempunyai istilah yang bermacam - macam, yaitu :
1. Pada gerakan kaki mempunyai
istilah seperti adeg, tanjak, hayog,
sered, mancad, jinjit, sepak dan lain – lain.
(hayog)
2. Pada gerakan tangan mempunyai istilah seperti ngruji, teweng, gregem, bapangan, wolak walik, tangkisan dan lain – lain.
(hayog)
2. Pada gerakan tangan mempunyai istilah seperti ngruji, teweng, gregem, bapangan, wolak walik, tangkisan dan lain – lain.
3. Pada gerakan badan mempunyai
istilah seperti ogek, entrag dan geblag. Pada gerakan leher mempunyai
istilah seperti tolehan, lilingan dan
coklekan.
4. Pada gerakan bahu seperti kirig dan kedher.
Pada pertunjukan tarian tunggal Dolalak biasanya di warnai dengan keadaan
trance para penari, yaitu keadaan dimana penari mengalami kesurupan karena
sudah larut dalam gerakan tari dan iringan musiknya.
B. Tari Gambir Anom
Pada masa lalu tarian ini
termasuk tarian yang dipertunjukan di dalam keraton sebagai salah satu sambutan
bagi tamu agung yang diperankan oleh seorang laki-laki. Hal ini tentu tidak
dapat dilepaskan dari cerita yang dikisahkan dalam gerakan tari tersebut.
Tari Gambir Anom
merupakan tari klasik yang merupakan gaya Surakarta
dan Yogyakarta (kontemporer/peraduan). Bentuk tari ini termasuk bentuk tari tunggal putra alus.
Iringan musik menggunakan gamelan khas Yogyakarta.
Properti berupa sampur dan kostum terkesan mewah, dikarenakan
tarian khas keraton (klasik) yang sudah dibakukan gerakannya dan tidak dapat di
ubah-ubah.
Adapun kisah cerita yang
dibawakan dalam tarian ini yakni tentang tokoh Irawan yang merupakan putra Arjuna dan tengah jatuh cinta pada lawan jenisnya. Keunikan gerakan juga dapat
kita lihat dengan jelas, dimana tarian ini selain memamerkan gerakan yang
gemulai juga sedikit banyak memperlihatkan gerakan pantonim seperti berdandan,
bingung dan lain sebagainya. Berikit merupakan ragam gerak Tari Gabir Anom :
1. Jengkeng yaitu
dengan posisi kaki kanan diduduki dan kaki kiri dibuk sebar bahu dengan badan
tegak.
3.Hoyog yaitu
gerakan badan yang dicondongkan kesamping kanan atau kiri dan kedua lutut
sedikit ditekuk.
4. Entrag adalah
mengentakkan badan kebawah berkali-kal seolah mengeper.
5. Menthang yaitu
meluruskan tangan kesamping.
6. Panggel adalah
mengadu pangkal kedua pergelangan tangan.
7. Nyekithing yaitu
ujung jari tengah berhimpitan dengan ujung ibu jari membentuk lingkaran.
8. Trap jamang adalah
satu jari tangan nyekithing disamping telinga sedangkan yang ainnya jari rapat
dan lurus di depan kening dengan posisi tangan menghadap ke bawah.
9. Ulap-ulap
adalah menggerakkan jari-jari tangan diatas kepala.
11.Tawing-taweng salah
satu tangan disamping telinga dengan jari tangan lurus dan rapat menghadap
kebawah dan ibu jari menghadap keatas.
12. Seblak sampur yaitu
tangan memegang pangkal sampur dari arah dalam kemudian mengurutkannya menuju
jung sampur sambil diluruskan kesamping sejajar lambung.
13. Kebyok mengentakkan
sampur kearah dalm sehingga melilit lengan namun ujung sampur tetap dipegang.
14. Kebyak yaitu
mengentakkan sampur dari posisi kebyok ke arah luar,ujung sampur tetap dipegang.
17. Napak adalah
sikap saat melangkah.
18. Kengser yaitu
bergerak ke kiri dan ke kanan dengan hanya menggeser kedua telapak kaki secara
bergantian antara ujung kaki dan tumit.
19. Srisig adalah
lari keil dengan berjinjit.
20. Tanjak yaitu
berdiri diam dengan kaki kanan serong kekanan didepan kaki kiri tumit kaki
kanan sejajar ibu jari kaki kiri dengan jarak satu genggam tangan dan jai kaki
kanan mencuat keatas.
21. Trecet yaitu
bergerak kekiri atau kekanan dengan posisi kaki tanjak ,lutut ditekuk,dan
telapak kakijinjit lalu geser.
22. Mendak adalah
sikap berdiri dengan kedua lutut ditekuk sesuai dengan posisi telapak kaki.
23. Lumaksono yaitu
gerak kaki seperti orang berjalan.
24. Laku telu yaitu
gerak kaki seperti lumaksono , namun dilakukan tiga langkah lalu esut.
25. Udal rikma
adalah gerakan seperti orang menyisir rambut.
26. Besut yaitu
gerakan menarik kaki kanan dengan posisi semulanya kaki kanan terbuka selebar
bahu dan serong kekanan sejajar kaki
kiri.
27. Kawilang ogek
lambung adalah gerakan yang menggerakkan perut kekanan dan kekiri.
28. Lilingan
adalah gerakan seperti lumaksono namun arahnya memutar atau seperti mngeliligi.
29. Nggroda yaitu
gerakan siku ditekuk dengan pergelangan tangan menghadap badan.
31. Ledhang yaitu
gerakan tangan melambai seperti orang berjalan.
32. Ukel karno yaitu memutar pergelangan tangan
disamping telinga.
Komentar
Posting Komentar